Terbuang

Terbuang

Kamis, 22 April 2010

KORUPSI, KAPITALISME DAN BUDAYA TIMUR

Media massa beberapa waktu lalu gencar memberitakan desakan masyarakat agar harta kekayaan seluruh pegawai di suatu instansi pemerintahan diperiksa dan dibandingkan dengan jumlah gaji yang pegawai itu terima, apakah jumlah harta kekayaannya masuk akal atau diluar akal sehat, bila diluar akal sehat darimana dia mendapatkan harta tersebut yang pada akhirnya akan membuktikan apakah pegawai tersebut melakukan korupsi atau tidak. Melihat berita tersebut mata saya sedikit terbuka untuk melihat ke kanan dan ke kiri dan menyadari bahwa ternyata banyak sekali pegawai yang hartanya diluar akal sehat bukan dari instansi yang didesak untuk diperiksa tadi, melainkan dari instansi pemerintahan lainnya.




Poin yang ingin saya angkat bukan mendesak agar pegawai pada instansi lain tersebut juga diperiksa walaupun saya sebenarnya berharap demikian. Poin yang ingin saya sampaikan adalah kenyataan orang orang yang jumlah harta dan kekayaannya tidak masuk akal tersebut dihormati dan diagung-agungkan dalam masyarakat bahkan menjadi tokoh terpandang dalam masyarakat.


Bukankah pada zaman dahulu tokoh masyarakat yang dihormati adalah orang-orang terpilih karena berbagai kriteria seperti pemimpin dalam agama, pemimpin adat, orang tua, mempunyai sikap dan sifat yg teladan dll. Tapi mengapa masyarakat sekarang cendrung mengganti kriteria-kriteria tersebut dengan kriteria baru yaitu “uang” dalam menghormati suatu manusia, bahkan tanpa memerdulikan darimana manusia tersebut mendapatkan uangnya. Sehingga kita tidak perlu heran bila banyak orang yg menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. konsep dasar kapitalisme mulai hadir disini.



Apakah fenomena ini termasuk efek kapitalisme, bila pada ekonomi kapitalisme pemegang modal lah yang harus mendapat keuntungan sebesar-besarnya sehingga mengorbankan pihak lain seperti buruh yang dibayar sangat rendah. Pada kasus ini konsepnya hampir sama, para pemilik uang lebih dihormati daripada yang tidak memiliki uang, tidak perduli uang tersebut didapat dengan cara halal atau pun haram. Bila konsep ini benar, berarti kapitalisme telah menyerang setiap sendi kehidupan kita. Bahkan budaya timur yang kita banggakan pun luntur oleh serangan kapitalisme bangsa barat.


Bagaimana kita menghadapi fenomena ini. Marilah kita kembali pada kodrat kita sebagai orang timur yang sebenarnya yang tidak menilai seorang dari uang. Bila anda bertemu pemuka agama disekitar anda, tegur dia, berikan penghormatan anda padanya baik dengan cara mencium tangannya ataupun cara lainnya yang anda rasa pantas. Hormati orang yg lebih tua dari anda, bila ada orang tua yg berdiri sedangkan anda sedang duduk, relakanlah tempat duduk anda kepada orang tua tersebut, dan budaya-budaya lain yang diajarkan oleh nenek moyang kita, karena seperti itulah bangsa kita yang sebenarnya. Bangsa timur dan saya bangga akan itu.




Terakhir, sebagai bangsa timur kita juga mempunyai cara untuk menghukum seseorang yang melakukan tindakan tidak terpuji, hukum adat. Marilah kita kucilkan orang-orang yang melakukan korupsi sekaya apapun mereka, sekuat apapun kuasa mereka bukan malah menghormati mereka. Dengan dikucilkan oleh masyarakat mungkin saja membuat orang tersebut sadar, walaupun saya rasa sangat naïf sekali untuk mengatakan demikian tapi tidak ada salahnya dicoba, dengan mengucilkan mereka kita telah memerangi korupsi secara lembut.



Diandrana Gibran a.k.a XndrX

Selasa, 13 April 2010

Antara Gw, Sherina, dan Raditya dika

Berhubung gw baru dalam dunia blog-blogan, jadi gw coba cari referensi ke blog-blog lain.

Dengan memperbudak si google gw cari lah blog-blog keren. Gk mngejutkan dong kalo gw nemuin punya si Raditya Dika, secara ini emang dunia dia, (mungkin kalo blog gk ditemuin, dia juga gk bakal dilahirin). Pas gw baca blog kebetulan banget dia lagi ngasih info bagaimana cara buat nulis (dia blogger atau guru TK sih). Singkat cerita banyak pelajaran yg gw dapet dari dia jadi ngefans deh.

Tapi!!!!

Dibagian lain blog dia gw nemuin kenyataan pahit, pertanyaan gw di tulisan “journey to jogja” terjawab disini. Dia emang pacaran ma sherina, damn!!!

Gw jadi dilema, jadi ngefans gk nih sama dia. Kalo kita ngefans sama orang boleh dibatalin gk ya?
kawin sirih aja bisa dibatalin.

Raditya dika emang keren, tapi sekarang gk keren lagi, masa dia pacaran ma sherina, kenapa gk sama orang lain aja sih, Aura Kasih mungkin (kan gede tuh), atau kalau dia seorang Pedofilia bisa sama dea imut.

Ditengah kemelut yang melanda jiwa (jujur gw langsung pengen ke wc abis nulis kalimat ini) gw Cuma bisa ambil hikmahnya (lagi-lagi hikmah yg dijadiin pelampiasan).

Apa hikmahnya?

Hikmahnya jangan buka blog Raditya Dika lagi!!!

Buat lucu-lucuan aj bos….
Gk serius kok (sambil meneteskan air mata)
hahahahahahaha

Minggu, 11 April 2010

Journey to Jogja

Ini tentang pelarian gw ke jogja untuk mengasingkan diri dari peradaban Jakarta yang terlalu hedonis dan ngebuat gw gk nyaman….
(halaah, kabur gara2 patah hati aja banyak gaya)…
Hahaha


Semuanya dimulai dari stasiun senen..



Knapa?? Tanya dunk knapa….
Ya karena cara termurah buat sampe jogja Cuma dengan naik kreta ekonomi yg ad di stasiun ini…
Walaupun gw harus berpura-pura jadi orang miskin biar gk dirampok…
(ngemeng,, kalau kaya mah naik pesawat)
Hahaha


Di atas kereta, mulai lah kejadian yg orang Bengkulu bilang “survival”….



Yeah, gw harus survive diatas kereta api yg penuhnya udah kaya seorang cewek yang sedang diperkosa 20 preman (tragis dan perih pastinya)..

Gw haus survive untuk nyelamatin hape dan dompet gw dari pencopet pencopet yg gw gk tau ada dimana, bukan karena gw gk bisa bedain yg mana yg copet atw yg bukan, tapi karena semua orang yg ada dikereta ini keliatan seperti copet, dan mereka pun pasti berpikiran yg sama saat ngeliat gw….

akhirnya gw berhasil “survive”, gw berhasil turun dari kereta itu tanpa kekurangan hp, dompet, apalagi harga diri.

Sampai di stasiun lempuyangan.

Gw excited bgt karena udah nyampe jogja dan gw gk mau ngebuang waktu gw, gw langsung meluncur ketempat yg sangat pengen gw kunjungin saat itu, tempat itu adalah kamar mandi.



Weits, jgn under estimate thd tempat yang gw tuju ini, bagi gw saat itu kekamar mandi lebih penting daripada ke Borobudur. (kecuali gw bleh boker seenaknya di borobudur)..

Setelah bisnis dengan “kamar mandi” selesai, gw keluar stasiun buat nungguin jemputan sohib gw Richo.
Sedikit cerita tentang tmen gw yang satu ini.

Orang ini sangat penting bagi gw, karena dia gw jadi tau kalo ternyata kebanyakan cewek gk ngeliat fisik buat nyari co, dengan kata lain co “kurang tampan” pun bisa disukai dan digilai ma cewek2, temen gw richo inilah contohnya.Hahaha. Dengan memperhatikan perasaan temen gw itu, gw rasa gw gk usah memperluas ide utama paragraf yg ini, karena kau gw jelasin secara detail bakalan panjang bgt, bisa bikin cerita baru. Jadi ntar gw bikin versi eksklusif tentang richo ini ditulisan gw selanjutnya.
Ada ide tentang judulnya?. Semakin menghina semakin bagus..
Hahaha

5 menit gw nunggu, richo dateng dan kami langsung cabut ke kos dia.

Di kos gw ketemu satu lagi temen gw yang juga anak Bengkulu, namanya Fahrial (emang nama sebenarnya). Konon katanya temen gw yang ini sering banget masuk angin, kurang etis kalo jelasin disini sebabnya apa, cukup gw dan temen2 SMA gw aj yg tau.

Hari pertama gw sampai dijogja,

Baru sampe. gw bahkan belum istirahat,langsung diajak richo kekampusnya, gw sih mau2 aja, itung itung ngebandingin suasana kampus gw dengan kampus dia.




Dan harus gw akui kampus dia lebih berwarna dari kampus gw, minimal dikampus dia manusia nya memakai kemeja yang ada motifnya dan gk harus pake celana dasar.


Disana, gw bertingkah kayak anak kampus sana yang udah senior, duduk dengan satu kaki diatas, ngisi poling kemahasiswaan (pake banyak tanya lagi),muka slengea’an. toh nanti kalo ada yang kurang seneng ma gaya gw, gw tinggal bilang ma richo n fahrial, paling brantem dikit, kalo kalah atau terancam gw tinggal balik ke Jakarta. Biarin aja richo dan fahrial yg terus berantem????, mereka udah cukup gede buat nyelesain masalah mereka sendiri jadi bukan urusan gw.hahaha

Ternyata hari pertama berhasil gw lewatin tanpa ada kekerasan, jadinya gw gk perlu balik ke Jakarta. Dan perjalanan ini pun berlanjut…..

Lanjutannya ntar ya…..
Sampai gw cukup pintar untuk mengingatnya lagi…...
hehehe

thanks uda baca blog pertama gw...
sory kalo cupu...
maklum nubie...
hehehe